Rabu, 24 Agustus 2022

mulut goa di gunung budeg bernama tritis

daerah Tulungagung adalah rumah bagi harta karun peradaban kuno, dengan situs warisan leluhur yang berbeda tersebar di berbagai daerah terpencil. Terlihat megah, eksotis dan indah. Ini adalah sesuatu yang dapat dipahami dari warisan leluhur yang berbeda. Peninggalan peradaban masa lalu di daerah Tulungagung menunjukkan bahwa Tulungagung berperan penting pada masa itu. Warisan sejarah yang beragam harus menjadi tolok ukur pendidikan, budaya, dan politik. Saya tidak pernah bosan belajar sejarah. 
 
 Heimatkunde menawarkan penawaran untuk ilmuwan, humaniora, sejarawan, dan politisi. Hal ini karena peninggalan sejarah tidak dapat dilepaskan dari sebuah peradaban baru. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengembangkan dan memperkuat warisan nenek moyang kita, apalagi jika kita menganut nilai luhur. Terbangunnya peradaban masa lalu tidak lepas dari sentuhan hati nurani yang agung dan jiwa yang agung. Memikirkan peninggalan nenek moyang yang masih ada dan tampak memiliki aura yang agung pada zamannya. 
 
 Sejarah lokal daerah Tulungagung masih tertidur lelap. Artinya belum ada pembinaan dan pemberdayaan yang optimal bagi generasi muda (siswa) melalui berbagai media pengetahuan. Yang selama ini diketahui kebanyakan orang adalah dana tersebut masih untuk gaji perawat dan perawat, sedangkan pembangunan secara utuh belum dilakukan.Anda dapat melihat secara nyata candi-candi, Candi Borobudur, Candi Prambanan dan monumen-monumen bersejarah lainnya. 
 
 Setibanya di rumah perawat Goa Tritis, kendaraan biasanya diparkir. Segera setelah kami memarkir mobil, kami menuju ke Goa Tritis. Karena jalan menuju gua itu bersebelahan dengan rumah perawat. Memang awalnya saya pikir jalannya bagus, ada trotoar, tapi ternyata trotoar itu hanya beberapa meter ke atas gua.

batu andesit kuno watu joli

Sebuah benda bernilai sejarah dari Gunung Budheg di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung akhirnya kembali ke tempat asalnya setelah menghilang selama 12 tahun. Benda bernama Watu Joli tersebut diketahui hilang sejak 2006 silam.

Pihak Kepolisian menemukan benda yang terbuat dari batu kali berbentuk kubus dan dilengkapi dengan kuncup ini, di sebuah padepokan pada tahun 2012. Namun benda yang diduga kuat berasal dari zaman kerajaan Majapahit ini, baru dipulangkan tahun ini.

pelestari Gunung Budheg menuturkan, butuh kerja keras dan kesungguhan agar bisa memulangkan Watu Joli ini. Semua juga harus melalui proses administrasi yang panjang dan lama, sebelum pihak BPCB Trowulan mengizinkan pengembalian ini.

"Butuh waktu selama 3 minggu sejak polisi memyerahkan ke pihak BPCB Trowulan, bagi kami, keberadaan benda ini bisa menceritakan fungsi Gunung Budheg pada zaman dulu," ujarnya.

Watu Joli adalah batu berbentuk kubus dengan lubang di tengahnya. Sampulnya memiliki simbol matahari Majapahit. Objek ini sebenarnya memiliki tahun, tetapi dua digit pertama rusak dan tidak dapat dibaca sepenuhnya. Watu Jori digunakan sebagai tempat penyimpanan abu jenazah para wali. 
 
 “Menurut banyak penelitian yang telah dilakukan, Gunung Budeg adalah salah satu pertapaan kerajaan Majapahit,” tambahnya. 
 
 Menurut rencana awal, bangunan bersejarah ini harus dibawa ke puncak gunung. Objek ini memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan Tulungagung kuno. 
 
 "Kami mohon dukungannya agar batu ini tetap lestari walaupun tidak berdampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan. Agar anak cucu kita tahu. Dan mari kita semua jaga benda ini," pungkasnya.

Pentol luar biasa

Tulungagung- Melangkah ke arah selatan alun-alun tulungagung kita di suguhkan pemandangan indah gunung budeg. Langit cerah hari ini selasa, 26 juli 2022 alunan daun menyelimuti langkah kita seakan menuntun kita ke arah gunung budeg desa tanggung kecamatan campurdarat tulungagung. Baru sampai di lokasi tim kami di suguhkan dengan hidangan pentol luar biasa, perpaduan ceker ayam dan pentol disemuti kuah pedas seakan menggugah selera tim kita untuk mampir.

Penjual pentol kali ini cukup khas dengan udeng kebanggaannya bapak bapak mengaduk pentol yang ada di dandang istimewanya ini cukup unik dan Jarang ditemui di penjual pentol pada umumnya. Dengan cukup Rp.5000 rupiah pembeli sudah dapat menikmati pentol kuah pedas lengkap dengan ceker ayam pedas.

Pembeli dapat mengunjungi pentol ini di desa tanggung kec. Campurdarat kab.tulungagung, dekat area gunung budeg. Dengan meramaikan kuliner umkm kita dapat berkontribusi pada negara dengan menyokong ekonomi masyarakatnya.


kuliner bothok khas bumdes desa tanggung

Tulungagung- pariwisata , berkembang seiring ulungagung memang identik dengan pesona berkembangnya pariwisata pasti diikuti nya UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Usaha Milik Desa (BUMDES) milik Desa T anggung , . Badan Kecamatan C ampurdarat , Kabupaten membangun perekonomian T ulungagung bersama masyarakat ikut . Desa Tanggung memiliki icon yang sangat menonjol yaitu Gunung Budeg. Adanya Wisata di sekitar Gunung Budeg ini membuat daya tarik tersendiri untuk wisatawan lokal dating dan melihat keindahan alam sekitarnya. Hal ini dimanfaatkan oleh pemerintah Desa Tanggung untuk membangun usaha milik desa yang dikelola oleh BUMBDES. BUMDES Desa Tanggung menyajikan berbagai macam kuliner olahan botok ikan. Botok yang disajikan yaitu botok patin, botok tuna, boto k khutuk, botok ati, botok jeroan lele atau waleran dan botok benggol. Selain aneka macam botok ada juga nasi tiwul dan aneka macam minuman. BUMDES Desa Tanggung berencana menambah menu yaitu nasi ampok atau yang lebih dikenal dengan nasi jagung. BUMDES milik Desa Tanggung buka setiap hari, tetapi hari kamis libur. Buka mulai pukul 09.00 pada hari biasa dan pada saat weekend atau akhir pekan buka mulai pukul 07.00 sampai sore atau sampai makanan habis. d Harga bothok yang ditawarkan cukup terjangkau mulai ari Rp 8.000 sampai Rp 15.000. Untuk nasi satu porsi di bandrol dengan harga Rp 3.000.